Minggu, 15 Maret 2015

Ayah, malaikat tanpa sayap ku..

Ada yang bilang ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya dan pahlawan terhebat bagi anak laki-lakinya. Ya..menurut ku itu benar. Ayah adalah cinta pertama bagiku, anak perempuan nya.. Karena ayah lah sosok laki-laki yang pertama kali memberikan cinta dan kasih sayang yang tulus serta pengorbanan yang tiada akhirnya. Ayah adalah malaikat tanpa sayapku.
Ayah mulai merencanakan hidupku ketika tahu bahwa ibu mengandungku. Ayah yang selalu menuntun doa dan setia mendampingi ibu yang sedang berjuang melahirkan ku kedunia ini, dan begitu diriku lahir, ia mulai membuat revisi. Ayah membantu membuat impianku jadi kenyataan sampai aku menjadi seperti ini. Ayah rela bekerja banting tulang ikhlas mengeluarkan keringatnya agar aku bisa menikmati hidup detik demi detik, hari demi hari bahkan tahun demi tahun..
Mungkin ia terlihat angkuh, galak, tegas, cuek, namun itu hanya kelihatannya saja. Dibalik itu semua kelembutan seorang ayah sangat bisa aku rasakan saat aku membutuhkan perlindungannya. Memang ayah tak memiliki waktu sebanyak ibu di rumah bersama anak-anaknya karena memang ia bertanggung jawab dengan apa yang sudah menjadi tanggungannya.
Kasih sayang seorang ayah memang tak selalu bisa ditunjukan dengan sikapnya. Namun taukah teman ? Saat anak perempuannya main sampai larut malam, ayahlah yang menyuruh ibu menelepon kita, ayahlah yang menunggu kita sampai kita pulang walaupun esoknya iya harus bangun pagi untuk berangkat kerja lagi. Saat kita ulang tahun, ayahlah orang yang mati-matian bekerja untuk membelikan hadiah atau bahkan hanya sebuah kue kecil. Saat kita sakit atau terluka, ayahlah orang yang mampu menggendong kita. Saat kita menikah, ayahlah orang yang paling tidak rela kehilangan gadis perempuannya pergi bersama laki-laki lain selain dirinya dan setelah itu sang anak akan jadi hak suami seutuhnya. Dan sang anak, bukan lagi anak gadis yang bisa dimanja-manja begitu saja. Karena itu lah kusebut ia malaikat tanpa sayapku. Kadang kita menghargai ayah hanya karena rasa takut. Sesungguhnya dibalik keras kepala ayah, tersimpan hati yang sangat lembut. Peluklah Ayahmu, karena Ayahmu tak mampu mengalahkan egonya. Terimakasih yah, aku sayang ayah sampai akhir hayatku..

Autobiografi

 Nama saya  Dwi Putri Anggraini, nama panggilan saya Raini, namun saat kecil saya dipanggil Putri, dan tidak sedikit juga teman-teman SD saya memanggil saya Dwi, silahkan pilih sesuka hati J. Saya anak kedua dari dua bersaudara, Ayah saya bernama Slamet Setiadi dan Ibu saya bernama Dianawati. Ayah saya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil dan Ibu saya hanya seorang Ibu Rumah Tangga. Kakak Saya laki-laki yang bernama Pratomo Irfan Santoso, perbedaan usia antara Saya dengan kakak Saya dua tahun, saat ini kakak Saya sudah bekerja. Saya lahir di Jakarta, 25 November 1994. Saat ini saya tinggal di Bekasi, tepatnya di jalan Nusantara Raya No.24 Harapan Jaya Bekasi Utara.

Di awal pendidikan, Saya bersekolah di TK Al-Badriah Duren Sawit Jakarta Timur. Saat itu usia Saya belum genap 5 tahun, Saya duduk dibangku TK selama dua tahun yaitu TK nol kecil dan TK nol besar. Saat duduk dibangku Taman Kanak-Kanak banyak sekali pembelajaran dan pengalaman yang Saya dapat, Saya mulai mampu membaca, menulis, menghitung, menyanyi, mengaji dan menari.

 Tahun 2000, saya mulai memasuki bangku Sekolah Dasar. Saat itu Saya bersekolah di SDN 15 Pagi Jakarta Timur. Namun Saya hanya merasakan setahun bersekolah di SD tersebut. Menginjak kelas II SD kedua orangtua Saya memutuskan untuk tinggal ditempat lain, yaitu di Bekasi, tepatnya di Harapan Jaya – Bekasi Utara, disini lah Saya melanjutkan kembali sekolah Saya yaitu di SDN Harapan Jaya 17. Saya bertemu dengan teman-teman baru disini, dan di sekolah ini Saya mendapat banyak pengalaman, saya pernah di ikut sertakan dalam lomba calistung saat Saya duduk di kelas III. Saya juga pernah ikut lomba membaca puisi dan menyanyi, karena memang dari kecil hobi Saya adalah menyanyi hehe.. Saat dibangku kelas 4 Saya juga pernah di ikut sertakan dalam perlombaan lari oleh guru olahraga Saya, namun Saya hanya sampai di tingkat Kecamatan. Di SDN Harja 17 ini juga saya diajarkan untuk mandiri, semua siswa/siswi diwajibkan untuk mengikuti kegiatan Pramuka. Saya dan teman-teman dilatih dalam kemandirian dan kekompakan di acara Camping Pramuka di GOR Bekasi.

 Setelah tamat Sekolah Dasar Saya melanjutkan ke SMP Seroja lulusan tahun 2009, Saya masuk ke Sekolah Menengah ini karena Saya tidak diterima di SMP Negeri yang Saya inginkan dan kebetulan sekolah inilah yang jaraknya cukup dekat dengan rumah Saya, dan pada saat itu juga sekolah ini merupakan sekolah swasta yang terfavorit, buktinya walaupun sekolah ini swasta banyak orang yang mendaftar di sekolah ini sampai ada batas kouta nya seperti pendaftaran di sekolah negeri, jadi Saya memutuskan untuk mendaftarkan diri ke sekolah tersebut. Disekolah inilah masa-masa remaja Saya dimulai, banyak hal yang menarik di masa SMP, tidak hanya dalam sistem pembelajaran yang sangat berbeda saat Saya masih duduk dibangku SD. Selain itu, dalam pertemanan atau pergaulan dimasa-masa remaja ini masih sangat labil, banyak hal-hal baru yang ingin diketahui namun belum bisa menentukan pilihan, hanya sekedar ikut-ikutan teman tanpa memikirkan sebab dan akibatnya. Namun untungnya Saya dididik oleh kedua orangtua Saya untuk tidak ikut terjerumus ke hal-hal negatif dan kedua oramgtua Saya tidak melarang atau mengekang Saya untuk melakukan kegiatan maupun keinginan Saya dengan batasan hal tersebut merupakan kegiatan dan keinginan yang bersifat positif dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain dan yang terpenting tidak mencemarkan nama baik keluarga.

Tahun ajaran 2009/2010 saya lulus dari SMP tersebut dan melanjutkan pendidikan di SMA Taman Harapan 1. Dimasa putih abu-abu ini lah masa menuju pendewasaan Saya dimulai, Saya mulai membangun cita-cita, mimpi dan harapan saya kedepan. Ketika kecil, Saya bercita-cita untuk mejadi penyanyi, lalu setahun kemudian berganti ingin menjadi seorang dokter, tahun berikutnya lagi ingin menjadi seorang guru, dan begitulah seterusnya sampai Saya bingung apa sebenarnya cita-cita Saya. Sejak saat itu, Saya tidak terlalu memikirkan cita-cita Saya sampai Saya menemukan jati diri Saya. Dan alhamdulillah Saya pun kini menemukannya. Saya bercita-cita untuk menjadi seseorang yang bekerja di sebuah perusahan yang bergedung tinggi, dan ditempatkan diruangan berAC dan duduk manis depan komputer dengan berpakaian kemeja dan rok rapih serta wangi hehe.. Di SMA Saya ini pada tahun ajaran Saya, termaksud Sekolah Menengah Atas yang mengharuskan siswa/siswi nya beragama muslim, namun sekolah Saya bukan sekolah madrasah. Sekolah Saya hanya sekolah umum biasa, namun yang bisa mendaftar hanya yang beragama muslim. Karena itu, Saya diharuskan untuk mengenakan kerudung setiap pergi ke sekolah. Dan diwajibkan juga untuk membaca Al-Quran bersama-sama sebelum memulai pejaran dikelas, dan juga melaksanakan sholat dzuhur berjamaah setelah bel pulang sekolah berbunyi. Disekolah, selain Saya mengikuti ekstrakulikuler seni, Saya juga mengikuti kegiatan Organisasi yaitu OSIS. Banyak sekali pengalaman yang Saya dapat di Organisasi ini, tidak hanya dilingkungan sekolah Saya saja tetapi di lingkungan antar sekolah, karena Saya termaksud anggota IKOSI, yaitu Ikatan OSIS Se-Kota Bekasi.

Selulus dari SMA, Saya pun berencana melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi Negeri. Untuk itu Saya mengikut SNMPTN tanpa test, namun setelah nunggu beberapa minggu, nama Saya kegeser karena ada yang lebih mengungguli nilai Saya. Dan Saya pun tidak lolos di SNMPTN tanpa tes. Pada kesempatan berikutnya Saya mengikuti SNMPTN kembali, namun kali ini SNMPTN yang menggunakan tes. Setelah menungggu pengumuman kelulusan, untuk kedua kalinya Saya tidak lolos di tes SNMPT. Akhirnya Saya mengikuti kesempatan terakhir untuk mengikuti test mandiri yang diadakan di salah satu Universitas Negeri didaerah Jakarta, namun pada kesempatan terakhir ini Saya pun juga tidak lolos karena sangat banyak juga yang mengikuti tes mandiri ini, dengan kuota penerimaan mahasiswa/mahasiswi yang sedikit. Akhirnya Saya pun mengambil beasiswa yang sudah ditawarkan di Universitas Gunadarma saat Saya mengikuti try out dari Universitas ini saat di sekolah. Awalnya Saya bingung, jurusan apa yang akan Saya ambil di Universitas ini. Setelah Saya memikirkannya, akhirnya Saya memilih untuk mengambil jurusan Sistem Informasi, dan sampai saat ini masih terdaftar sebagai mahasiswi semester 6 di Universitas tersebut. Karena mengingat cita-cita Saya yang ingin berkecimpung didunia komputerisasi ataupun sistem informasi, jadi Saya harus lebih banyak belajar tentang komputer dan sistem-sistem pada bidang informasi. Lalu apabila Saya sudah lulus, saya akan berusaha mencari pekerjaan dan mencapai cita-cita Saya dan membuat kedua orang tua Saya bangga bahwa mereka tidak sia-sia menyekolahkan Saya sampai Saya bisa mencapai cita-cita Saya nanti dan sukses di kemudian hari. Amiiin..