Jumat, 12 Desember 2014
Mengapa sebuah karangan ilmiah harus bersifat objektif, faktual, empirik, sistematis, kalimat-kalimat lugas & tuntas ?
>> Karena sebuah karangan ilmiah merupakan hasil pemikiran yang didasarkan pada fakta, peristiwa, dan kejadian yang disampaikan secara akurat dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Syarat bagi sebuah tulisan agar dianggap sebagai karangan ilmiah yaitu menyajikan tulisan atau karya tulis yang spesifik, objektif, jujur, empirik, sistematis, dan dilengkapi dengan pembuktian atau disebut dengan faktual yaitu sesuai dengan fakta yang ada. Dan dari penggunaan bahasa, pemilihan kata yang tepat, penyampaian ide tersebutlah yang perlu diperhatikan pula agar pembaca dapat dengan mudah memahami tentang objek penelitian pada karangan ilmiah tersebut.
Mengubah sebuah artikel deskripsif kedalam bentuk naratif !
>> Aku berdiri tepat didepan kelasku. Aku melihat di meja guruku ada taplak meja dengan motif batik, dan di atasnya ada vas bunga yang berwarna biru dan dihiasi bunga-bunga yang terbuat dari kain. Lalu aku melangkahkan kaki ku menuju kebelakang, aku melihat banyak sapu yang berantakan dan aku hitung ada tiga sapu. Aku melihat ke dinding ada hiasan bunga, jam dinding yang mempercantik dinding kelas ku. Ada dua papan tulis yang memang sengaja disambung agar terlihat panjang. Kemudian aku mulai membersihkan kelas ku agar kelasku menjadi bersih. Kata guruku, jagalah kebersihan supaya kita nyaman saat belajar dikelas.
Pengubahannya :
>> Suatu pagi aku sudah tiba dikelas. Tugas piket rutinku sudah menunggu untuk aku kerjakan. Meja guru yang diatasnya terdapat taplak serta vas bunga dan meja siswa sudah ku susun dengan rapih. Sapu yang telah selesai digunakan untuk membersihkan kelas juga sudah dirapikan. Pajangan kelas terpampang indah pada dinding kelas dan papan tulis sudah ku bersihkan agar siap digunakan. Kelasku kini sudah indah dan nyaman untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Jumat, 10 Oktober 2014
Apakah suatu bahasa memiliki ejaan ?
Apakah
suatu bahasa memiliki ejaan ?
>> Iya pasti, karena
ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan aturan
tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca
sebagai sarananya. Agar pemakai bahasa tersusun secara teratur dan benar,
diperlukan suatu ejaan dalam bahasa. Keteraturan bentuk ejaan akan berdampak
pada ketepatan dan kejelasan makna. Contohnya seperti mengemudi kendaraaan,
ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika
para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang
tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara bahasa
dengan ejaan.
Bagaimana cara mencapai tujuan-tujuan perkuliahan dengan menguasai materi Bahasa Indonesia
Materi
:
1.
Fungsi Bahasa
2.
Ragam Bahasa
3.
Ejaan
4.
Diksi
5.
Kalimat Efektif
6.
Alinea
7.
Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
8.
Kerangka Karangan
9.
Kutipan & Daftar Pustaka
Bagaimana
cara mencapai tujuan-tujuan perkuliahan dengan menguasai materi Bahasa
Indonesia diatas ?
Dengan menguasai materi-materi bahasa indonesia kita dapat mencapai
tujuan perkuliahan karena dengan menguasai materi tersebut kita dapat
menggunakannya atau mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
mempelajari suatu fungsi bahasa, ragam bahasa dan ejaan-ejaan dalam bahasa
indonesia kita dapat gunakan saat kita berkomunikasi atau bersosialisasi dengan
orang lain secara terstruktur, baik dan benar.
Kita akan memahami bahasa seperti apa yang harus kita gunakan saat
berkomunikasi dengan dosen ataupun teman. Penyampaian bahasanya pun harus
dibedakan. Pada dasarnya seseorang menilai pribadi orang lain dengan tutur
katanya dan tingkah lakunya. Jika hal tersebut tidak dideskripsikan saat
berkomunikasi, bukan tidak mungkin orang tersebut akan menilai buruk tentang
kita.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena
itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dalam
berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Dengan memiliki kemampuan menggunakan
Bahasa Indonesia seseorang dapat meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan
emosional, dan sosial, serta mampu dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis). Seseorang dapat memanfaatkan karya sastra atau bahasa untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan, serta meningkatkan pengetahuan.
Sejak kecil seseorang sudah diajarkan berbahasa, dan saat sekolah pun
bahasa merupakan hal wajib yang harus diyakini, bagaimana seorang murid
berbicara, menyimak, mendengarkan, membaca dan membuat sebuah cerita atau
karangan. Membuat sebuah penulisan karangan sebelumnya tentu kita harus
mengetahui ejaan-ejaan yang tepat dan gagasan-gagasan yang ditulis dengan benar
dalam setiap alinea nya agar pembaca dapat mudah memahami karangan yang kita
buat. Selain itu, dalam sebuah penulisan karangan terutama karangan ilmiah
seorang penulis pun harus mengetahui faktor-faktor dalam penulisan karangan
yaitu menentukan topik, judul karangan ilmiah, dan juga cara membuat kerangka
karangan. Dalam cara penulisannya pun perlu diperhatikan dalam setiap ejaan,
kalimat dan alinea. Apalagi saat duduk dibangku kuliah hal ini sangat
diperlukan dalam penulisan karya ilmiah dan skripsi.
Jadi untuk mencapai tujuan perkuliahan seseorang harus belajar, memahami
bahasa indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi serta menggunakannya
dengan tepat dan benar untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
Karena dengan
mempelajari Bahasa Indonesia berarti kita menghargai dan membanggakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara :)
Kamis, 15 Mei 2014
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
Pengertian perubahan & pengembangan organisasi
Berkembang adalah tuntutan agar tetap dapat hidup. Proses perkembangan selalu berimplikasi terjadi perubahan. Perubahan adalah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari perkembangan. Perkembangan dapat ke arah positif maupun kearah negatif. Perkembangan ke arah positif memberikan kekuatan bagi organisme (manusia atau organisasi) untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan kearah negatif, karena hakekat alamiah maupun karena salah pengelolaan, akan mengakibatkan kemunduran dan bahkan kematian. Pengembangan yang didesain akan menghasilkan peluang lebih besar menuju ke arah positif.
Perubahan lingkungan yang demikian cepat tidak lagi dapat diatasi dengan proses perkembangan yang alamiah dan ’mengalir mengikuti arus’. Desain pengembangan untuk mewujudkan perubahan yang terencana sangat dibutuhkan agar organisme (manusia maupun organisasi) dapat berkembang ke arah positif dan mampu menghadapi lingkungannya.
Arah dan kecepatan perkembangan organisasi sangat ditentukan oleh desain pengembangan organisasi dan keberhasilan proses perubahannya. Untuk itu, dibutuhkan manusia-manusia dengan keahlian untuk mendesain pengembangan organisasi. Individu dan komunitas yang berpraktek dalam bidang pengembangan dan perubahan organisasi dengan mendasarkan diri pada pengetahuan yang tepat akan dapat meningkatkan perkembangan organisasi secara khusus dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Pengembangan organisasi merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas individu demi mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara terus – menerus .
Langkah-langkah Perubahan Organisasi
Langkah-langkah perubahan organisasi :
A. Metode pengembangan perilaku
1. PROGRAM GERADI MANAJEMEN
Program yang mengkombinasikan pelatihan kepemimpinan dan latihan pengembangan kelompok.
2. PEMBINAAN TIM
Suatu tehnik manajemen yg mencakupkan sejumlah metode spesifik untuk membentuk kerja tim yang efektif, baik didalam maupun di antara kelompok kerja.
3. PERENCANAAN KEHIDUPAN
Suatu metode pengembangan yg mendorong dan memungkinkan orang orang memainkan peran aktif dalam memadukan karier dan aktivitas kehidupan mereka kearah hasil yang memuaskan
4. PELATIHAN KEPEKAAN
Metode yang diterapkan secara luas untuk membantu orang orang mempelajari cara peningkatan ketrampilan antar pribadi mereka.
B. Metode Pengembangan Struktur
1. MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN/MANAJEMEN BY OBJECTIVE (MBO)
Membantu menyediakan wewenang lebih besar bagi setiap orang untuk menentukan tujuan pekerjaan mereka
2. SISTEM
Merupakan pendekatan yg diterapkan secara luas untuk mengembangkan karakteristik desain organik dalam suatu organisasi
3. TEKNOLOGI DESAIN MAPS (multivariate analysis)
Metode mendesain organisasi berdasarkan hubungan yg dipandang perlu untuk melaksankan tugas individu.
Perencanaan Strategi Pengembangan organisasi
Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana suatu organisasi/perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.
Hasil dari proses perencanaan strategi berupa dokumen yang dinamakanstrategic plan yang berisi informasi tentang program-program beberapa tahunyang akan datang.
Manajer memerlukan jenis perencanaan khusus yang disebut perencanaan strategis. Perencanaan strategis ini akan digunakan untuk menentukan misi utama organisasi dan membagi-bagi sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya.
Ada 2 (dua) alasan yang menunjukkan pentingnya Perencanaan Strategis :
memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentuk-bentuk perencanaan lainnya yang harus di ambil.
akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencaaan lainnya.
Dengan adanya perencanaan strategis ini maka konsepsi perusahaan menjadi jelas sehingga akan memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain dan dapat mengarahkan sumber-sumber organisasi secara efektif.
Tiap penerapan perlu merancang variasinya sendiri sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi setempat. Meskipun demikian, secara umum proses perencanaan strategis memuat unsur-unsur:
perumusan visi dan misi,
pengkajian lingkungan eksternal,
pengkajian lingkungan internal,
perumusan isu-isu strategis,
penyusunan strategi pengembangan (yang dapat ditambah dengan tujuan dan sasaran).
Implikasi Manajerial
Sebab yang terjadi karena adanya perubahan dan pengembangan organisasi adalah sebuah organisasi tersebut akan mengalami peningkatan baik dalam kinerja maupun hal lainnya, organisasi tersebut juga tidak akan diam/stuck di dalam suatu posisi melainkan terus berkembang semakin hari.
Sumber :
http://mustainronggolawe.wordpress.com/2012/11/23/pandangan-singkat-perubahan-dan-perkembangan-organisasi/
http://fildzarizk.blogspot.com/2013/01/perubahan-dan-perkembangan-organisasi.html
http://cewe-batak.blogspot.com/2012/12/perencanaan-strategis.html
http://romynited.blogspot.com/2013/04/perubahan-dan-pengembangan-organisasi.html
Rabu, 14 Mei 2014
Desain dan struktur Organisasi
1. Dimensi Struktur Organisasi
Sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu mengoptimalkan kinerja baik organisasi maupun anggotanya. Hal ini tercapai apabila ada penataan tugas, aktivitas kerja dan individunya menurut cara-cara tertentu agar tujuan tercapai. Sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu menggunakan tipe dan jumlah risorsis dengan tepat (misalnya uang, material, orang) untuk mencapai tujuan. Ini artinya:
- Mengorganisasi tugas dalam cara-cara ya
ng paling efisien dan efektif agar tidak ada duplikasi pekerjaan.
- Mengkoordinasikan sejumlah aktivitas dari berbagai departemen dan unit untuk mencapai tujuan bersama.
- Mengalokasikan kedudukan dan orang agar ada jaminan kalau pekerjaan dapat diselesaikan.
- Menjelaskan kewenangan, peran, dan tanggung jawab. Namun struktur dan desain organisasi tidak sekadar suatu sarana (means) untuk menjamin agar berbagai aktivitas dikelola dalam cara yang paling efisien. Struktur organisasi yang efektif juga akan membantu proses perencanaan, pembuatan keputusan, dan meminimalisir konflik diantara berbagai departemen dan fungsi akibat dari adanya ekspektasi kerja yang kadang tidak jelas. Studi klasik dan manajemen keilmuan (scientific management) berfokus pada "one best way" untuk menata organisasi , teori kontingensi berargumen bahwa tidak ada satu struktur dan desain organisasi yang tepat untuk diterapkan bagi setiap - malahan manajer dituntut untuk tahu dengan jeli struktur mana yang "paling tepat". Karenanya, manajer perlu memahami bagaimana menciptakan struktur dan desain organisasi sambil mempertimbangkan kemajuan teknologi, kekuatan individual, dan sebagainya. Untuk itu, mereka perlu menganalisa kondisi organisasi dan lingkungannya, menentukan desain terbaik, mengimplementasikan, secara kontinyu memonitor dan mengkaji struktur dan desain agar tetap efektif.
2. Departementalisasi
Merupakan proses mengkombinasikan tugas ke dalam kelompok-kelompok atau departemen-departemen. Derajat kesamaan dari tugas yang ada dalam satu departemen adalah hal pokok. Tugas dapat dikelompokan (dasar-dasar departementasi) dalam beberapa kriteria yaitu:
a) Departementasi fungsional Merupakan metode yang paling efektif. Tugas yang sejenis dan saling terkait dapat dikelompokkan dalam departemen yang sama. Kelebihannya adalah meningkatkan keahlian, memungkinkan penggunaan sumber-sumber secara maksimal, mendorong penggunaan keahlian dan peralatan tertentu, komunikasi dan prestasi meningkat. Kelemahannya adalah mengurangi komunikasi dan kerja sama antar departemen sehingga menimbulkan perspektif sempit.
b) Departementasi atas dasar produk Terdiri dari kombinasi ke dalam suatu tugas departemen yang meliputi memproduksi produk-produk sejenis. Biasanya terjadi pada perusahaan besar yang sulit untuk mengkoordinasikan beraneka ragam departemen fungsional. Misalnya PT Astra Internasional. Keunggulannya adalah menciptakan koordinasi dan pemusatan usaha memproduksi secara efektif, berorientasi pada konsumen, dan pekerja lebih kohesif. Kelemahannya keahlian dan sumber-sumber tidak dimanfaatkan secara optimal.
c) Departementasi atas dasar wilayah Organisasi menggunakan geografis sebagai dasar departementasi, jika organisasi tersebar di area geografis yang luas untuk unit yang sama. Keunggulannya adalah mengurangi permasalahan yang diakibatkan oleh jarak, seperti kesulitan komunikasi, pengamatan dan keputusan yang mendesak.
d) Departementasi atas dasar pelanggan Mengelompokan tugas dengan mengorganisasikannya sesuai dengan pelanggan yang dilayani. Terutama jika pelanggan memiliki kategori dan kebutuhan dari masing-masing kelompok yang berbeda secara signifikan.Beberapa Pendekatan Dalam Proses Departementalisasi Departementalisasi merupakan proses penentuan bagian bagian dalam organisasi yang akan bebrtanggungjawab dalam melakukan bermacam jenis pekerjaan yang telah dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu. Dalam mendesain organisasi, khusunya dalam prosesdepartementalisasi, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan oleh organisasi, yaitu pendekatan berdasarkan fungsional, berdasarkan produk, berdasarkan pelanggan, berdasarkan geografis, dan berdasarkan matriks.
a. Pendekatan Fungsional Berdasarkan pendekatan ini, proses departementalisasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu yang mesti dijalankan dalam sebuah organisasi.
b. Pendekatan Produk Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan jenis produk yang dibuat oleh organisasi.
c. Pendekatan Pelanggan Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan karateristik pelanggan yang menjadi sasara pelanggan dari organisasi.
d. Pendekatan Geografis penetuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan wilayah geografis di mana organisasi beroperasi.
e. Pendekatan Matriks Pendekatan departementalisasi terakhir yang diperkenalkan adalah pendekatan matriks. Pendekatan ini pada dasarnya merupaka n proses departementalisasi yang menggabungkan antara pendekatan fungsional dengan pendekatan lain, misalnya berdasarkan proyek tertentu, produk tertentu, ataupun berdasarkan pendekatan lainnya.
3. Model-model desain organisasi
Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Disain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputu san dan besaran satuan kerja. Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
A. Desain Organisasi Mekanistik.
- Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
- Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
- Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
- Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
- Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
- Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
B. Desain Orgranisasi Orgranik.
- Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
- Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
- Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
- Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
- Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
- Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri. Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya. Desain struktur subunit didesain sesuai dengan kontinummekanistik organik dengan cara yang konsisten dengan keadaan kondisi lingkungan, khususnya laju perubahan yamg lebih lambat, ketidak pastian yg lebih besar & rentang waktu balikan yang lebih singkat sesuai demgam desain mekanistik. Desain teknik integratif tekhnik yang cocok, apakah peraturan, perencanaan atau penyesuaian bersama, bergantung pada tingkat diferensiasi sub unit. Semakin besar diferensiasinya semakin besar perlunya peraturan dan perencanaan.
4. Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi
Pegawai atau karyawan dalam suatu perusahaan terhubung dalam suatu kesatuan struktur yang menyatu dengan tujuan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan dengan lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian bagian tugas kerja. Untuk melakukan pengumpulan orang-orang dalam suatu unit, divisi, bagian ataupun departemen dengan tugas pekerjan yang berkaitan diadakan kegiaitan departementalization atau departementalisasi. posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desan dan struktur organisasi.
Sumber: http://nonasakurahanami.blogspot.com/2012/11/desain-dan-struktur-organisasi_6.html http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-68321-Umum-Penataan%20Struktur%20dan%20Desain%20Organisasi.html http://raitosun.blogspot.com/2012/03/model-desain-organisasi.html http://www.buzzle.com/img/articleImages/295274-31711-14.jpg http://rustyrisdy.blogspot.com/2013/06/implikasi-manajerial-desain-dan.html?m=1
Sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu mengoptimalkan kinerja baik organisasi maupun anggotanya. Hal ini tercapai apabila ada penataan tugas, aktivitas kerja dan individunya menurut cara-cara tertentu agar tujuan tercapai. Sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu menggunakan tipe dan jumlah risorsis dengan tepat (misalnya uang, material, orang) untuk mencapai tujuan. Ini artinya:
- Mengorganisasi tugas dalam cara-cara ya
ng paling efisien dan efektif agar tidak ada duplikasi pekerjaan.
- Mengkoordinasikan sejumlah aktivitas dari berbagai departemen dan unit untuk mencapai tujuan bersama.
- Mengalokasikan kedudukan dan orang agar ada jaminan kalau pekerjaan dapat diselesaikan.
- Menjelaskan kewenangan, peran, dan tanggung jawab. Namun struktur dan desain organisasi tidak sekadar suatu sarana (means) untuk menjamin agar berbagai aktivitas dikelola dalam cara yang paling efisien. Struktur organisasi yang efektif juga akan membantu proses perencanaan, pembuatan keputusan, dan meminimalisir konflik diantara berbagai departemen dan fungsi akibat dari adanya ekspektasi kerja yang kadang tidak jelas. Studi klasik dan manajemen keilmuan (scientific management) berfokus pada "one best way" untuk menata organisasi , teori kontingensi berargumen bahwa tidak ada satu struktur dan desain organisasi yang tepat untuk diterapkan bagi setiap - malahan manajer dituntut untuk tahu dengan jeli struktur mana yang "paling tepat". Karenanya, manajer perlu memahami bagaimana menciptakan struktur dan desain organisasi sambil mempertimbangkan kemajuan teknologi, kekuatan individual, dan sebagainya. Untuk itu, mereka perlu menganalisa kondisi organisasi dan lingkungannya, menentukan desain terbaik, mengimplementasikan, secara kontinyu memonitor dan mengkaji struktur dan desain agar tetap efektif.
2. Departementalisasi
Merupakan proses mengkombinasikan tugas ke dalam kelompok-kelompok atau departemen-departemen. Derajat kesamaan dari tugas yang ada dalam satu departemen adalah hal pokok. Tugas dapat dikelompokan (dasar-dasar departementasi) dalam beberapa kriteria yaitu:
a) Departementasi fungsional Merupakan metode yang paling efektif. Tugas yang sejenis dan saling terkait dapat dikelompokkan dalam departemen yang sama. Kelebihannya adalah meningkatkan keahlian, memungkinkan penggunaan sumber-sumber secara maksimal, mendorong penggunaan keahlian dan peralatan tertentu, komunikasi dan prestasi meningkat. Kelemahannya adalah mengurangi komunikasi dan kerja sama antar departemen sehingga menimbulkan perspektif sempit.
b) Departementasi atas dasar produk Terdiri dari kombinasi ke dalam suatu tugas departemen yang meliputi memproduksi produk-produk sejenis. Biasanya terjadi pada perusahaan besar yang sulit untuk mengkoordinasikan beraneka ragam departemen fungsional. Misalnya PT Astra Internasional. Keunggulannya adalah menciptakan koordinasi dan pemusatan usaha memproduksi secara efektif, berorientasi pada konsumen, dan pekerja lebih kohesif. Kelemahannya keahlian dan sumber-sumber tidak dimanfaatkan secara optimal.
c) Departementasi atas dasar wilayah Organisasi menggunakan geografis sebagai dasar departementasi, jika organisasi tersebar di area geografis yang luas untuk unit yang sama. Keunggulannya adalah mengurangi permasalahan yang diakibatkan oleh jarak, seperti kesulitan komunikasi, pengamatan dan keputusan yang mendesak.
d) Departementasi atas dasar pelanggan Mengelompokan tugas dengan mengorganisasikannya sesuai dengan pelanggan yang dilayani. Terutama jika pelanggan memiliki kategori dan kebutuhan dari masing-masing kelompok yang berbeda secara signifikan.Beberapa Pendekatan Dalam Proses Departementalisasi Departementalisasi merupakan proses penentuan bagian bagian dalam organisasi yang akan bebrtanggungjawab dalam melakukan bermacam jenis pekerjaan yang telah dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu. Dalam mendesain organisasi, khusunya dalam prosesdepartementalisasi, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan oleh organisasi, yaitu pendekatan berdasarkan fungsional, berdasarkan produk, berdasarkan pelanggan, berdasarkan geografis, dan berdasarkan matriks.
a. Pendekatan Fungsional Berdasarkan pendekatan ini, proses departementalisasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu yang mesti dijalankan dalam sebuah organisasi.
b. Pendekatan Produk Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan jenis produk yang dibuat oleh organisasi.
c. Pendekatan Pelanggan Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan karateristik pelanggan yang menjadi sasara pelanggan dari organisasi.
d. Pendekatan Geografis penetuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan wilayah geografis di mana organisasi beroperasi.
e. Pendekatan Matriks Pendekatan departementalisasi terakhir yang diperkenalkan adalah pendekatan matriks. Pendekatan ini pada dasarnya merupaka n proses departementalisasi yang menggabungkan antara pendekatan fungsional dengan pendekatan lain, misalnya berdasarkan proyek tertentu, produk tertentu, ataupun berdasarkan pendekatan lainnya.
3. Model-model desain organisasi
Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Disain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputu san dan besaran satuan kerja. Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
A. Desain Organisasi Mekanistik.
- Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
- Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
- Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
- Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
- Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
- Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
B. Desain Orgranisasi Orgranik.
- Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
- Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
- Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
- Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
- Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
- Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri. Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya. Desain struktur subunit didesain sesuai dengan kontinummekanistik organik dengan cara yang konsisten dengan keadaan kondisi lingkungan, khususnya laju perubahan yamg lebih lambat, ketidak pastian yg lebih besar & rentang waktu balikan yang lebih singkat sesuai demgam desain mekanistik. Desain teknik integratif tekhnik yang cocok, apakah peraturan, perencanaan atau penyesuaian bersama, bergantung pada tingkat diferensiasi sub unit. Semakin besar diferensiasinya semakin besar perlunya peraturan dan perencanaan.
4. Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi
Pegawai atau karyawan dalam suatu perusahaan terhubung dalam suatu kesatuan struktur yang menyatu dengan tujuan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan dengan lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian bagian tugas kerja. Untuk melakukan pengumpulan orang-orang dalam suatu unit, divisi, bagian ataupun departemen dengan tugas pekerjan yang berkaitan diadakan kegiaitan departementalization atau departementalisasi. posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desan dan struktur organisasi.
Sumber: http://nonasakurahanami.blogspot.com/2012/11/desain-dan-struktur-organisasi_6.html http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-68321-Umum-Penataan%20Struktur%20dan%20Desain%20Organisasi.html http://raitosun.blogspot.com/2012/03/model-desain-organisasi.html http://www.buzzle.com/img/articleImages/295274-31711-14.jpg http://rustyrisdy.blogspot.com/2013/06/implikasi-manajerial-desain-dan.html?m=1
Senin, 14 April 2014
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
1.
Definisi dan Dasar
Pengambilan Keputusan
Definisi Pengambilan Keputusan adalah tindakan pemilihan
alternatif. Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen. Menurut Herbert A.
Simon, ahli teori keputusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap
utama dalam proses, pengambilan keputusan :
(l) Aktivitas inteligens
(2) Aktivitas desain
(3) Aktivitas memilih.
Dan definisnya sebagai berikut :
a) Aktivitas inteligensi.
Berasal dari pengertian militer
"intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai
penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
b) Aktivitas desain.
Selama tahap kedua, mungkin
terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.
c) Aktivitas memilih.
Tahap ketiga dan terakhir ini
merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan
tertentu dari yang tersedia.
Sedangkan
Mintzberg a koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah
pengambilan keputusan, yaitu:
(1) Tahap identifikasi
(2) Tahap pengembangan, dan
(3) Tahap seleksi.
Dan definisnya sebagai berikut
:
a. Tahap
identifikasi, dimana pengenalan masalah
atau kesempatan muncul dan diagnosis, dibuat, diketahui bahwa
masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis,terhadap
masalah yang tidak sederhana.
b. ahap pengembangan, di mana
terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang
ada as mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain
merupakan proses pencarian d percobaan di mana pembuat keputusan hanya
mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
c. Tahap seleksi, di mana
pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi:
denganpenilainn pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi,
bukan analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan
dengan tnwar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat
keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara
formal, otorisasi pun kemudian dibuat.
2. Jenis-jenis
keputusan organisasi
a) Gaya
Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif
mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorienytasi pada tugas dan
masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis
dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga
berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka
berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan
kekuasaan, ingin mengontrol, dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.
b) Gaya
Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik
mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat
serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya,
mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak
informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga
memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru
atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya
kepemimpinan otokratis.
c) Gaya Konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual
mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada
lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka
mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat
keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat
sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan.
Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus
dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat
bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian
dalam pengambilan keputusan.
d) Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku
ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli
lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang
lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka
cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal
daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli
dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan
untuk berkata 'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan
yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih.
BEKERJASAMA DALAM TEAM (BERKELOMPOK)
1. Pengertian Dan Karakteristik Kelompok
Pengertian
Kelompok : Sebagai makhluk sosial,
manusia cenderung hidup dengan cara berkelompok. Berbagai kelompok
manusia bisa ditemukan di atas permukaan bumi ini. Dasar pandangan dalam
membentuk kelompok itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam hal. Mulai
dari kelompok orang yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang sama, sampai
kelompok orang yang berasal dari suatu daerah yang sama.
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau
lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
Karakteristik
Kelompok :
1)
Terdiri dari dua orang atau lebih
dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
2)
Anggota kelompok harus mempunyai
pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
3)
Mempunyai struktur hubungan yang
stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi
sebagai suatu unit.
4)
Anggota kelompok adalah orang
yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5)
Individu yang tergabung dalam
kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat
membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
2. Tahap-tahap Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman
(1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang
terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
·
Tahap 1 - Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota
kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik
namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
·
Tahap 2 - Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang
mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka
selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan
perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat
selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
·
Tahap 3 - Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan
tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama
lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk
kelompok.
·
Tahap 4 - Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan
efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota
kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam
berkomunikasi.
·
Tahap 5 - Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa
saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
Langganan:
Postingan (Atom)